Selasa, 08 Juni 2010

TEORI INDIFEREN, MARJINAL UTILITY

Teori indiferen
Teori ini muncul setelah terjadi great depression tahun 1929-1930. Teori konsumsi dikenalkan oleh John Maynard Keynes. Teori ini berisi supply creates its own demand atau penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri. Bahwa berapa pun yang diproduksi oleh produsen (sektor swasta) akan mampu diserap atau dikonsumsi oleh rumah tangga. Ekonom Klasik percaya bahwa perekonomian akan selalu berada dalam keseimbangan. Apabila terjadi kelebihan produksi (over production), maka harga barang akan tu run dan kelebihan produksi pun akan hilang. Hal inilah yang menyebabkan sisi permin taan luput dari pengamatan kaum Klasik Namun ketika terjadi great depression, terlihat bahwa sisi penawaran (supply side) tidak mampu mengatasi sisi permintaan (demand side), karena kedua sisi baik sisi penawaran maupun sisi permintaan lumpuh (tidak berfungsi). Pengusaha mengalami kebangkrutan karena kelebihan produksi menyebabkan terjadinya pengangguran yang besar-besaran, sedangkan dari sisi permintaan, masyarakat tidak memiliki daya beli karena tidak memiliki pendapatan. Hal inilah yang menurut Jhon Maynard Keynes, akibat tidak diperhatikannya sisi demand. Pasar tidak mungkin dapat menciptakan keseimbangan secara otomatis. Kegagalan pasar (market failure) pasti akan terjadi. Oleh karena itulah perlu adanya campur tangan pihak lain yaitu pemerintah.
Fungsi konsumsi keynes adalah fungsi konsumsi jangka pendek,fungsi keynes tidak ditujukan untuk fungsi jangka panjang,karena untuk jangka panjang tidak memungkinkan adanya peramalan.
Fungsi konsumsi keynes adalah :
C = a + c Yd
Dimana
• c = jumlah konsumsi keseluruhan
• a = Konstanta konsumsi
• Yd = Pendapatan yang siap dikonsumsi
Fungsi Konsumsi Jangka Panjang
Menurut Kuznets, tidak ada perubahan yang signifikan terhadap proporsi tabungan terhadap pendapatan ketika pendapatan ketika pendapatan semakin meningkat, sehingga dalam jangka panjang, fungsi berbentuk stabil. Dalam jangka panjang fungsi produksi cenderung mendekati titik origin.



The Relative Income hypothesis
Teori ini menguji kembali penelitian Kuznet, yaitu dengan menggunakan data konsumi dan pendapatan disposable dari tahun 1929-1944. Namun Duessenbery menolak dua asumsi dasar yang telah dikemukakan Simon Kuznets sebelumnya, yaitu:
• Setiap konsumsi keluarga merupakan keinginan sendiri, bukan akibat pengaruh dari lingkungannya.
• Konsumsi dipengaruhi pendapatan tahun sebelumnya.

Duessenbery menyempurnakan penelitian Kuznets dengan menyelidiki persentase dari konsumsi. “Persentase dari konsumsi dan pendapatan akan cenderung kecil pada saat perekonomian baik, dan cenderung tinggi pada saat ekonomi dalam keadaan buruk”.

Ratchet Effect
Pengertian
Penurunan atau kenaikan pendapatan,tidak secara langsung menururnkan / menaikkan konsumsi dalam jangka pendek. Namun dalam jangka panjang terjadi.

Ketika pendapatan turun ,konsumsi tidak turun langsung. Tetapi masih tetap berkonsumsi di sepanjang kurva C . Namun,akan terus menurun dalam jangka panjang. Kemudian akan berpengaruh pada peningkatan penggunaan tabungan, sehingga proporsi tabungan menurun.

Dari hasil penelitiannya, Duessenbery menyimpulkan :
1. Konsumsi seseorang tergantung dari penghasilan saat ini dan tahun sebelumnya.
2. Perilaku konsumsi sesuai dengan konsumsi lingkungannya.





MARJINAL UTILITY
Utility adalah rasa kesenangan atau kepuasan yang timbul karena konsumen mengkonsumsisuatubarang.Mengkonsumsibarangtergantungpadaselerakonsumen yang merupakanperilakuindividudanpreferensiindividuterhadapberbagaibarangdanjasa.
Hukum Utilitas Marginal Yang Menurun
• Utilitas Total :
Kepuasaan total yang dinikmatikonsumenkarenamengkonsumsibarang.
• Utilitas Marginal :
Perubahanutilitas total akibatadanyaperubahankonsumsisuatubarangsebesar 1 unit.
Utilitasmencapaimaksimumapabila:
Anggarantelahdibelanjakandanutilitas marginal darisuatubarangdibagidenganharganyaadalahsamauntuksetiap unit barang yang dibeli.
Kurva-kurvaindiferensimenunjukkanpreferensikonsumen.Kurvaindiferensimemperlihatkansemuakombinasibarang yang dikonsumsi yang memberikankepuasan yang samapadaseseorang.
Pendekataninibertitiktolakpadaanggapanbahwakepuasan (atauutility) setiapkonsumendapatdiukurdenganuangataudengansatuanlain (utility yang bersifat ‘cardinal’) sepertikitamengukur volume air, panjangjalanatauberatsuatubenda.Pertama yang digunakanolehekonomdalammenggunakankonsep utility adalahsesuatu yang dapatdiukur.Jika utility dapatdiukur, makaakanbanyakpertanyaan-pertanyaanekonomidapatdijawab. Tidakhanyadapatdimengerti dan memprediksitingkahlaku individu, kitajugadapatmenghasilkandistribusi dari barang dan jasa.
Asumsi:
 Utility dapatdiukurdenganuang
 Konsistendalampreferensi
 More is better and the definition of a ‘good’
 HukumGossen (Law of Diminishing Marginal Utility) berlaku, yaitubahwasemakinbanyaksesuatubarangdikonsumsikan, makatambahankepuasan (marginal utility) yang diperolehdarisetiapsatuantambahan yang dikonsumsikanakanmenurun.
 Konsumenselakuberusahamencapaikepuasantotal yang maksimum.

Kesulitandalammengukur utility antaralaindisebabkanoleh:
 Penggunaan unit ukurannya, akansangatsulituntukmengukurutiluntukmasing-masingbenda.
 Terdapatkesulitandalammembandingkankepuasanseseorangdengan orang lain.
 Kesulitanberikutnyaadalahdalampenggunaanasumsicateris paribus
PerhatikanGambar 1.
Gambarinimenjelaskanbahwasemakinbanyakbarang X yang dikonsumsikan, semakinkecil Marginal Utility yang diperolehdaribarang X yang terakhirdikonsumsikan.


Bilahargabarang X adalahOPx, makapadatingkatkonsumsi yang lebihrendahdari OX3, tingkatkepuasan total (Total Utility) konsumenbelummencapaimaksimum. Misalnya:
Padatingkatkonsumsi OX1, makasetiaptambahanpembelian 1 (satu) unit X akanmemberikantambahankepuasan (yang dinilaidenganuang) sebesar X1B sedangkanpengorbanan (berupapembayaranhargauntuk 1 unit tersebutadalahhanya X1A (=OPx).
Jadiadatambahankepuasannettosebesar AB bilakonsumenmembelilebihbanyak X. Olehsebabitumasihmenguntungkanbaginyaapabilaiamenambahpembelianbarang X.
Sebaliknya, padatingkatkonsumsi yang lebihbesardari OX3, makakepuasan total konsumenjugatidakmaksimum.Misalnyapadatingkatkonsumsi OX2, makatambahankepuasan yang diperolehdaripembelian 1 (satu) unit terakhirdaribarang X hanyasebesar X2E, sedangkanpengorbanankonsumenadalah X2D (=OPx); Jadiakanmenambahkepuasan total konsumenbilaiamengurangitingkatkonsumsi (pembeliannya).
Konsumenmencapaikepuasan total yang maksimumpadatingkatkonsumsi (pembelian) di manapengorbananuntukpembelian unit terakhirtersebut (yang tidak lain adalahharga unit tersebut) adalahsamadengankepuasantambahan yang didapatkandari unit terakhirtersebut.

Perhatikanfungsikepuasandibawahini :
TU = f (barang-barangkonsumsi)
TU = f (X, Y,…, dan sebagainya)
Dimana TU = total utility
X = Barangkonsumsi X
Y = Barangkonsumsi Y

Dari gambar di atas :
Maka marginal utility adalahturunanpertama dari TU terhadapmasing-masing X dan Y. Besarpengaruhperubahanterhadap TU akibat dari bertambah/ berkurangbarang X dan Y, dapatdihitungdenganmenurunkansecaraparsial TU terhadapmasing-masingbarang.
Bila seandainyahargabarang X naik dari OPxmenjadiOPx*, makauntukmencapaiposisikepuasan total yang maksimum (atauseringdisebutposisiequilibriumkonsumen), konsumen akan memilihtingkatkonsumsi (pembelian) sebesar OX4 (yang lebihkecil dari OX3). Jadiperilakukonsumen yang dinyatakanolehHukumPermintaantersebut.




Kepuasan Total Maksimumtercapai bila:

dan Px = MUx, atau
Perhatikanbahwadenganpendekatan Marginal Utility ini, kurva Marginal Utility (yang diukurdenganuang) tidaklainadalahKurvaPermintaanKonsumen, karenamenunjukkantingkatpembeliannya (ataujumlah yang iaminta) padaberbagaitingkatharga.
Untukkasus di mana konsumenmenghadapibeberapamacambarang yang dibeli, makaposisiequilibriumkonsumenadalah:

Syaratinibisadicapaidengananggapanbahwakonsumenmempunyaiuang (ataupenghasilanatau ‘budget’) yang cukupuntukdibelanjakanbagisetiapbarangsampai Marginal Utility setiapbarangsamadenganhargamasing-masingbarang. Bilakitamenganggapsuatukasus yang lebihrealistis di manakonsumenhanyamempunyaisejumlahuang yang tertentu yang tidakcukupuntukmembelibarangsampaipadatingkat MU = P untuksetiapbarang, makadibuktikanbawadenganuang yang terbatastersebutiabisamencapaikepuasan total yang paling tinggibilaiamengalokasikanpembelanjaannyasehinggamemenuhisyarat:


Inidisebutsyaratequlibriumkonsumendengan constraint, (yaitudenganpembatasanjumlahuang yang dipunyai).Sehinggadengandemikiankonsumenakanpuasbilaiamampumembelisebanyak 5 unit X padahargaRp. 20 danMUx = 20. Kalaukonsumenmembelilebihkecildari 5 unit makakepuasannyabelummaksimumkarena MU
KESIMPULAN
TeoriIndifferenadalahteoritentangperilakuekonomidalammengkonsumsisuatubarangdanjasa, yang dipengaruhioleh factor lingkungandanpendapatanperilakukonsumen per tahun.
Marjinal Utility adalahKepuasankonsumenpadasuatubarangdanjasa yang dapatdiukurdengansatuanuang.Kepuasan konsumen dibatasi garis anggaran. Mengkonsumsibarangtergantungpadaselerakonsumen yang merupakanperilakuindividudanpreferensiindividuterhadapberbagaibarangdanjasa.
ElastisitasadalahPerubahan jumlah barang yang diminta terhadap perubahan harga satuan barang tersebut.

pelupa

y allah... helm ayu ud gk ada d hm.... ap ilang?
hmmmmm....
padahal wktu mnjm ud dibilangin jgn di ilangin.. gmn nh??
ak ngmg ju2r aj...
insyallah ketemu..
huuuaaaaaaaaa ak hrs keluar uang byk kalau ilang.. mati aku!

Senin, 07 Juni 2010

makalah kewarganegaraan

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Moralitas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau adat sopan santun.
Pada hakekatnya pembinaan moral merupakan sebuah aspek yang sangat sentral dalam kehidupan masyarakat. Keberadaan pembinaan moral dimulai sejak awal peradaban manusia, sehingga dalam hal ini sudah menjadi suatu keharusan yang harus dilakukan untuk perbaikan sikap maupun moral manusia. Pada masyarakat modern pembinaan moral lebih ditekankan dalam bentuk plural dan sebagai gejala sosial. Pembinaan moral tidak boleh diabaikan hanya dengan satu konteks saja melainkan dengan konteks lain juga, yaitu upaya untuk mengembangkan sosialisasi moral.
Pada kenyaataanya masyarakat banyak mengalami kendala terutama oleh
masyarakat pluralis, yaitu sangat sulit menemukan satu model moral yang dapat dikatakan tepat dalam kehidupan bermasyarakat, dalam kehidupan yang serba modern dan berkembang ini moralitas seharusnya menjadi aspek yang paling utama harus dimengerti dan dijalankan oleh semua lapisan masyarakat, karena hanya dengan memiliki moral yang baik maka akan menjadi sebuah tameng atau pelindung yang akan melindungi masyarakat khususnya anak-anak dalam menghadapi semua perubahan zaman dan dapat menyaring dan memilih mana yang baik dan mana yang kurang baik, sehingga dengan adanya kemampuan untuk melakukan penyaringan itu diharapkan dapat mencegah semua sisi yang negatif yang ada dalam perkembangan zaman.
Pemilihan model pembinaan moral adalah salah satu harapan bagi
masyarakat untuk pemilihan metode yang tepat bagi anak-anak, dengan alasan agar lebih mudah dapat ditiru dan dijalankan oleh anak-anak. Dalam
kesehariannya anak-anak harus mendapatkan sebuah pembinaan moralitas,
sehingga mereka siap untuk berkembang menjadi orang yang lebih bermoral dalam kehidupan bermasyarakat. Ada alasan lain mengapa harus ada sosialisasi dan perbaikan di dalam pembinaan moral pada mayarakat khususnya pada anak- anak, yaitu adanya kecenderungan masyarakat modern untuk mulai memisahkan kehidupan keagamaannya dari aktifitas kehidupan mereka sehari-hari. Masyarakat saat ini lebih mementingkan urusan yang bersifat keduniaan. Tak heran pada saat ini banyak terdapat pelanggaran moral akibat moral yang buruk.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat di angkat dari masalah moralitas balita dalam makalah ini adalah:
Faktor dan indikator apa saja yang mempengaruhi keabnormalan perilaku Sandy W?
Bagaimana solusi agar Sandy W pulih dari suka merokok dan berbicara cabuI?


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Berdasarkan ensiklopedia, ‘Rokok’ adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
2.2 Uraian Masalah
Sandy W adalah seorang bocah berumur 4 tahun yang saat ini sedang menjadi sorot media dan masyarakat. Bagaimana tidak, anak dari pasangan Mulud Riadi dan Moedjiati ini sudah pandai merokok dan berbicara cabul. Sungguh sangat membuat orang-orang terkejut, bayangkan saja, anak sekecil itu sudah mahir melakukan hal yang orang dewasa lakukan yang notabene merusak susunan saraf dan tubuh sendiri, padahal kita sama-sama tahu, dalam umur semuda itu, Sandy membutuhkan pemenuhan gizi yang cukup. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada kondisi fisiknya. Sekarang saja, bibir Sandy sudah sangat hitam sebagaimana ciri-ciri orang perokok.
Ketua Komnas Perlindungan Anak (PA) Seto Mulyadi sudah menemui Sandy, pertemuan tersebut berlangsung singkat, namun sangat akrab. Pertemuan Kak Seto dan Sandy tidak dilakukan di rumah orang tua Sandy (Jl.
Nusakambangan No 19 C, Malang). Mereka justru bertemu di rumah, teman akrab Sandy, 25 tahun, di Jl. Indrasta, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, pada Senin, 5 April 2010.
Pertemuan ini merupakan tertutup antara Kak Seto, Sandy dan Sinyo, teman akrab Sandy. Pertemuan berlangsung sekitar 15 menit. Pada awal pertemuan, Kak Seto langsung menyapa Sandy yang saat itu lagi duduk santai bermain telepon seluler. Mengetahui ada orang asing yang tak dikenal, putra bungsu pasangan Mulut Riadi (50) dan Moedijati (45), ini mencoba balik menyapa.
Keduanya pun terlihat cepat akrab dalam pertemuan singkat itu. Kak Seto datang sekitar pukul 11.45 WIB itu kembali pulang pukul 12.10 WIB itu.
Setelah bertemu dan berbincang dengan Sandy, Kak Seto langsung meninggalkan rumah tersebut untuk menemui orang tua Sandy di Jalan Nusakambangan, Malang.
Anak berumur 4 tahun itu memiliki kecenderungan meniru apa yang dia lihat. Dalam umur ini anak masih dalam proses menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan sekitarnya, pemikirannya pun masih polos, masih dalam proses pembelajaran dan sangat mnembutuhkan bimbingan dari orang tuanya.
Sangat disayangkan anak sekecil itu sudah tahu yang namanya merokok.
Ternyata Sandy telah merokok sejak berumur 1,5 tahun. Batita sepert itu sangatlah luar biasa. Dan ia terekspos dan kemudian sengaja di ekspos di You Tube. Sehingga berita ini dapat tersebar di seluruh pelosok dan jaringan masyarakat.
Sudah secara psikologis, Sandy diajari sesuatu yang tidak sesuai umur, dia juga diajari sesuatu yang membahayakan kesehatannya yaitu merokok. Yang lebih parah, Sandy juga mengalami kekerasan yang disebut eksploitasi anak. Dengan tingkah laku Sandy yang tidak biasa itu, orang-orang jadi ingin melihat.

2.3 Identifikasi Faktor dan Indikator
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelakuan Sandy tersebut, antara lain:
• Pengaruh Lingkungan
• Perhatian orang tua
• Gencarnya iklan rokok yang membujuk para konsumennya.
Indikator yang mendorong terjadinya kejadian seperti ini:
• Kecenderungan sifat balita yang suka meniru (masa pembelajaran)
• Adanya keinginan untuk mencoba hal baru yang dilihatnya.
• Adanya orang dewasa yang mengajarkan.

2.4 Analisis Faktor dan Indikator
Lingkungan tempat tinggal Sandy yang rata-rata adalah orang dewasa dengan pekerjaan yang serabutan dan berperilaku kasar ( kurang beradab ) yang tidak sesuai dengan norma-norma masyarakat sangat mempengaruhi perkembangan Sandy yang dalam masa pertumbuhannya suka meniru, sehingga dia mencoba-coba melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan tetangganya.
Ada pula yang sengaja merekam video ketika Sandy melakukan aksi merokoknya. Mereka mengobrol tentang hal-hal yang cabul. Setelah di usut, Sandy sering melakukan hubungan intim dengan para PSK di Dolly, Surabaya. Sangat menakjubkan.
Perhatian orang tua sangat berpengaruh pada kelakuan Sandy. Setiap hari orang tua Sandy pergi bekerja dan Sandy dititipkan pada tetangganya. Karena perkerjaan orang tuanya juga serabutan seperti tetengga yang lain, maka perhatian orang tua Sandy teralihkan dan lebih mementingkan pekerjaan unutk mendapatkan uang demi kelangsungan hidup mereka semua. Disini peran orang tua, Mulud Riadi dan Moedjiati, dalam mengasuh Sandy tidak sukses dan bisa dikatakan tidak bertanggung jawab.
Iklan-iklan rokok di televisi pun juga mempengaruhi perilaku anak-anak. Tergantung bagaimana caranya orang tua mereka mendidik mereka. Iklan rokok yang semakin gencar, biasanya memang untuk tujuan komersial, tapi jika anak menonton iklan tersebut dapat menimbulkan rasa penasaran dari dalam diri anak karena merokok adalah hal baru bagi mereka.
Adanya orang dewasa yang tidak bertanggung jawab atas Sandy. Bisa saja ketika Sandy sedang bermain bersama mereka, mereka malah menunjukkan perilaku merokok atau bahkan mengikutsertakan Sandy ke lokalisasi di saat orang tua Sandy bekerja.

2.5 Solusi
Sangat perlu untuk diperhatikan, sistem atau cara bimbingan dari orang tua terhadap Sandy harus ditingkatkan. Dan adanya tanggung jawab saling menjaga antara orang tua dan tetanggat tempat bermain Sandy.
Sandy sangat membutuhkan perhatian yang besar untuk keluar dari kelakuan buruk ini menuju kelakuan yang baik, dan pentingnya peran orang dewasa dalam mengembangkan kecerdasan anak balita seperti Sandy. Akan jadi apa bangsa kita kalau kita sendirilah yang mencetak generasi yang rusak?
Orang tua Sandy harus lebih bertanggung jawab atas kelakuan anaknya. Orang tua Sandy tidak pernah melarangnya untuk merokok. Seharusnya mulai saat ini, orang tua Sandy lebih berusaha untuk melarangnya. Tidak dengan menyerahkan Sandy kepada KomNas Perlindungan Anak begitu saja.
Sandy perlu di bawa ke tempat yang baik, sehingga lama-kelamaan dia akan pulih dan dapat normal seperti hakekatnya sebagai balita.



















BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
‘Rokok’ adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, efek buruk bagi kelahiran, dan emfisema.
Rokok merupakan salah satu sumber devisa negara Indonesia. Bagaimana dengan keadaan generasi penerus kita jika semua balita sudah pandai merokok? Alangkah mirisnya jika kita menganggap hal itu biasa dengan alasan meningkatkan devisa negara.
Bimbingan orang tua, kasih sayang orang tua, dan perhatian orang tua berperan penting dalam pembentukan karakteristik seorang anak. Dari orang tualah seorang anak mendapat benteng pertahanan dari kondisi dan situasi lingkungan yang selalu berubah-ubah. Tergantung bagaimana cara orang tua itu membuat benteng anaknya kuat atau tetap rapuh.
Contoh konkritnya pun sudah terlihat. Sandy seorang bocah berumur 4 tahun yang sudah pandai merokok, lebih hebatnya lagi suka berbicara cabul, dan ternyata sudah pernah melakukan hubungan intim dengan PSK di lokalisasi.

Faktor dan indikator yang mempengaruhinya, yaitu:
• Pengaruh Lingkungan
• Perhatian orang tua
• Gencarnya iklan rokok yang membujuk para konsumennya.
• Kecenderungan sifat balita yang suka meniru.
• Adanya keinginan untuk mencoba hal baru yang dilihatnya.
• Adanya orang dewasa yang mengajarkan.
Adapun solusi yang dapat dilakukan untuk memulihkan kelakuan Sandy adalah sebagai berikut:
• sistem atau cara bimbingan dari orang tua terhadap Sandy harus di ubah, dari yang tidak peduli menjadi peduli.
• perhatian yang besar dari orang tuanya untuk keluar dari kelakuan buruk ini menuju kelakuan yang baik, dan pentingnya peran orang dewasa dalam mengembangkan kecerdasan Sandy sebagai balita.
• Orang tua Sandy harus lebih bertanggung jawab atas kelakuan anaknya. Orang tua Sandy harus lebih tegas melarang Sandy agar tidak terus merokok.
• Sandy harus tinggal di tempat yang memiliki kondisi lingkungan yang baik, baik lingkungan alamnya maupun lingkungan tetangganya.


3.2 Saran
Sebaiknya dalam masalah ini, orang tua harus lebih memperhatikan anaknya agar anaknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Orang tua jangan bersikap acuh tak acuh pada perkembangan anak, jangan terlalu terfokus pada pekerjaan. Bagi orang tua Sandy yang memiliki keadaan ekonomi menengah ke bawah memang pekerjaan itu diperlukan untuk bertahan hidup, tapi jangan sampai tidak mempedulikan anak sendiri.
Anak di bawah umur 4 tahun ini masih dalam masa pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan otaknya, sehingga perlu mendapat pendidikan formal dan informal yang cukup.semestinya orang tua melakukan monitoring terhadap perkembangan anak.
Seharusnya, berita seperti jangan terlalu di ekspos, karena balita atau anak di bawah umur yang lain akan tertarik untuk meniru kelakuannya. Hal seperti ini perlu bimbingan orang tua.







DAFTAR PUSTAKA

www.detikcom.com\Kak Seto: SW Alami 3 Kekerasan Sekaligus - Kaskus - The Largest Indonesian Community.mht, di update pada 25 April 2010.
www.kaskus.com\KAK SETO vs SW = MIRISSS!!! - Kaskus - The Largest Indonesian Community.mht, di update pada 25 April 2010.
www.kaskus.com\Kak Seto SW Alami 3 Kekerasan Sekaligus - Kaskus - The Largest Indonesian Community.mht, di update pada 25 April 2010.
www.kompas.com\orangtua.melanggar.hak.anak.htm, di update pada 25 April 2010.
http://m.suaramerdeka.com/SW-Dipengaruhi-Iklan-Rokok-RPP-Tembakau-Diminta-Disahkan.htm, di update pada 10 Mei 2010.
http://mediaindonesia.com/Menteri-Minta-Balita-Perokok-tidak-Diekspos.htm, di update pada 10 Mei 2010.
http://suarakaryaonline.com/Kak Seto: SW Bisa Berubah di Lingkungan Baru, di update pada 23 April 2010.
http://republika.co.id/SW/110028-balita-perokok-jangan-diekspos.htm, di update pada 12 Mei 2010.



LAMPIRAN

Kompas, 10 April 2010

Orangtua Melanggar Hak Anak?

SURYA
Sandi Adi Susanto

Sabtu, 10/4/2010 | 22:59 WIB
KOMPAS.com - Kasus anak dan balita yang merokok, seperti SW di Malang, mulai terungkap. Kebiasaan dan perilaku baik atau buruk pada anak tak terlepas dari pembelajarannya kepada lingkungan sekitar, yang dipenuhi orang dewasa, termasuk orangtua.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, sempat menemui SW. Dari pertemuannya, pemerhati anak dan pendidikan yang akrab disapa Kak Seto mendapati, SW sama seperti karakter anak lainnya yakni meniru lingkungan.
"Saat diajak adu kekuatan, adu ponco, SW senang dan mengikuti dengan antusias. Dengan menciptakan lingkungan yang positif, anak akan mengembangkan dirinya. Anak meniru lingkungannya, termasuk ketika lingkungan di sekitarnya merokok atau berbicara kasar, dia akan mengikuti juga jika tidak didukung dengan komunikasi yang baik," papar Kak Seto dalam acara Metro Pagi yang ditayangkan Metro TV pada Sabtu (10/4/2010).
Ketika orang dewasa merokok atau bicara kasar di depan anak, telah terjadi kekerasan terhadap anak. Menurut Kak Seto, tindakan tersebut telah melanggar hak anak. Karena seharusnya anak mendapat lingkungan positif yang membantunya mengembangkan diri. Misalnya, dengan memberikan anak ruang untuk menggali kreativitasnya.
Perlu keterlibatan keluarga dan masyarakat dalam membangun lingkungan yang baik untuk anak. Perlu dibangun persepsi positif tentang anak. Setidaknya dengan tidak memberikan label anak nakal.

"Tidak ada anak nakal di dunia. Anak itu kreatif dan penuh rasa ingin tahu. Anak sedang dalam prosesnya belajar melalui lingkungan dan contoh. Apabila anak merokok, dan mendapat dukungan, misalkan dengan memujinya saat bisa mengeluarkan asap berbentuk cincin, maka perilakunya akan terus meningkat," tegas Kak Seto.
Padahal, anak berhak mendapat perlindungan, termasuk dari asap rokok. Sebaiknya orangtua atau orang dewasa tidak merokok di depan anak. Karena, bila anak masih dalam tahap belajar, ia belum bisa menilai apakah perilaku yang dilihatnya baik atau buruk. Ada perilaku yang sebenarnya boleh dipilih untuk dilakukan atau tidak. Namun dengan keterbatasan pengetahuannya, perilaku buruk tetap ditiru. Padahal, anak tak sepenuhnya menyadari dampak buruknya.

Media Indonesia, 7 April 2010
Menteri Minta Balita Perokok tidak Diekspos
Rabu, 07 April 2010 21:58 WIB
JAKARTA--MI: Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Linda Amalia Sari Gumelar meminta kasus balita perokok asal Kota Malang, Jawa Timur tidak terlalu diekspos.

"Media jangan terlalu mengekspos kasus balita perokok," kata Menteri Linda Agum Gumelar di Jakarta, Rabu (7/4).

Menteri menjelaskan, dengan diekspos secara terus menerus dikhawatirkan perilaku SW 4 yang sudah kecanduan rokok sejak usia 1,5
tahun bisa ditiru oleh anak-anak Indonesia lainnya yang melihat pemberitaan di media massa.

Selain itu, menteri juga berharap dalam mengangkat kasus tersebut tidak menampilkan sosok SW sebagai tokoh jagoan, dengan menghindari tampilan gambar SW saat menghisap rokok.

Menteri juga berharap pemerintah daerah setempat bisa cepat tanggap dalam menangani kasus tersebut.

SW adalah seorang bocah asal Malang, Jawa Timur, yang berumur empat tahun, namun sudah merokok serta terbiasa bicara kasar dan kotor dalam obrolan sehari-harinya.

SW merupakan putra pasangan Mulud Riadi 50 dan Moedijati 45. Ibunda SW, Moedijati mengatakan setiap pagi setelah bangun tidur dan cuci muka Sandi langsung minta rokok.

Setelah merokok SW langsung diambil oleh `teman-temannya` yang bekerja sebagai tukang parkir atau tambal ban dan baru sore hari "dikembalikan" ke rumah.

Karena bapak-ibunya harus bekerja di lokasi yang jauh maka SW tidak ada yang mengasuh sehingga sering diajak mangkal tukang parkir di kawasan Jalan Nusakambangan (depan gedung Kesenian Gajayana) Kota Malang dan sering membeli rokok sendiri ke kios yang dekat dengan kawasan itu.

Suara Merdeka, 03 April 2010
Bocah Merokok dan Bicara Kotor
SW Dipengaruhi Iklan Rokok, RPP Tembakau Diminta Disahkan
JAKARTA - Kasus bocah berumur 4 tahun yang sudah merokok layaknya orang dewasa, disinyalir karena iklan rokok yang berlebihan. Oleh karena itu, perlu adanya pengawasan ketat tentang iklan-iklan tersebut.
Salah satunya dengan mempercepat pengesahan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengamanan Produk Tembakau sebagai Zat Adiktif bagi Kesehatan.
”RPP tentang pengendalian tembakau harus dipercepat. Ini adalah contoh kasusnya. Anak-anak itu tahu dari iklan berlebihan,” kata Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kartono Muhammad, semalam.
Menurut dia, berdasarkan penelitian UI, sejumlah anak-anak yang merokok diketahui berasal dari iklan. Selain itu, ada juga perokok yang dipengaruhi oleh teman-temannya. ”Mereka merasa lebih jago atau macho kalau merokok. Ingin seperti itulah terlihatnya,” tambahnya.
Tidak hanya itu, perokok anak-anak juga bisa ditimbulkan oleh penjualan rokok ketengan. Bahkan, sebagian anak ada yang mendapat rokok dari acara-acara musik yang disponsori perusahaan rokok dengan pembagian sampel gratis.
”Kalau ada konser itu kan suka ada pembagian sampel rokok. Yang datang umumnya anak-anak dan remaja. Sekali mereka dapat itu gratis nanti kecanduan ya sudah,” jelasnya.
Kasus SW Karena itu, ia meminta draf RPP Pengendalian Tembakau yang memperketat iklan rokok dan penjualannya disahkan segera. Hal ini penting untuk mencegah kasus mirip SW di daerah lainnya.
Bocah empat tahun itu menjadi perbincangan di internet sejak video yang menunjukkan bocah itu merokok dan berbicara cabul muncul di Youtube. Namun kini, video itu sudah diblokir karena dianggap melanggar aturan penggunaan.

Di video itu, SW terlihat sangat ‘’jago’’ menghisap rokok. Bocah itu juga bisa membuat kepulan asap rokok berbentuk cincin. SW juga menjawab pertanyaan sejumlah orang dewasa yang merekamnya dengan kata-kata tidak senonoh. Orang-orang dewasa di sekitarnya terdengar tertawa terbahak-bahak.


Suara Karya Online, 23 April 2010
BALITA MEROKOK
Kak Seto: SW Bisa Berubah di Lingkungan Baru

Selasa, 6 April 2010
MALANG (Suara Karya): Ketua Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak Seto Mulyadi berpendapat, SW, bocah balita yang mempunyai kegemaran merokok dan bicara cabul, tidak memerlukan rehabilitasi khusus. Lingkungan yang baik akan membuat bocah tersebut lebih baik lagi.
"Dia harus tetap berada di tempatnya yang baru. Lingkungan ini akan membawa dirinya menjadi lebih baik. Ini sangat beda dengan lingkungan sebelumnya, jadi dia tidak perlu direhabilitasi," ujar Seto Mulyadi yang biasa dipanggil Kak Seto, di kediaman SW yang baru, di Jalan Indrasta, Kelurahan Bunulrejo, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Senin (5/4).

Kak Seto bertemu dengan SW dengan didampingi Hartanto alias Sinyo (25), sahabat SW, selama sekitar 25 menit. Usai pertemuan itu, dia megatakan, kondisi SW sebelumnya bisa dibenahi. Asalkan ada dukungan dari orangtua, orang dekatnya, serta lingkungan.

Sebelumnya SW tinggal bersama orangtuanya di Jalan Nusa Kambangan, Malang. Namun karena kesibukan kedua orangtua mencari nafkah hidup sebagai keluarga miskin (gakin), maka SM tidak mendapat perhatian yang layak.
"Saya yakin, Sinyo mampu melakukan itu, dia bisa membantu SW untuk meninggalkan kebiasaan buruknya selama ini," tutur Kak Seto. Karenanya, dia berharap lingkungan SW yang baru ini, bisa mendukung SW untuk kembali hidup normal sebagaimana layaknya seorang bocah berusia 4 tahun.

Ketua Komnas Perlindungan Anak itu menyebutkan, pertemuan tertutup dirinya dengan SW karena kondisi mental SW yang labil. Setelah beberapa hari diburu awak media. "Secara psikis SW sangat tertekan saat bertemu saya tadi. Sungguh kasihan. Saya minta untuk sementara berikan SW waktu atau kesempatan untuk menikmati dunianya," tuturnya.
Ketika bertemu dengan Kak Seto, Sinyo menceritakan SW sempatberbicara kasar. Namun, tak lama kemudian keduanya menjadi cepat akrab. Bahkan, SW sempat mengemukakan keinginannya untuk menjadi tentara, kelak setelah dewasa. Merespons keinginan tersebut, Kak Seto menanggapinya dengan serius.
Dia lalu memotivasi SW agar rajin belajar. "Kamu harus pintar untuk menjadi tentara," ujarnya. Keinginan itu kembali dilontarkan SW, saat Kak Seto pamit untuk meninggalkannya. Mendengar keiginan itu, pria berkaca-mata itu pun balik kembali menghampiri SW yang dalam gendongan Sinyo dan memeluknya. "Iya nanti kalau sudah besar jadi tentara ya. Kak Seto pulang dulu ke Jakarta," kata Kak Seto seraya meninggalkan SW.

Kak Seto juga menyempatkan diri untuk bertemu orangtua SW, di rumahnya. Dia memberikan motivasi kepada keduanya untuk tetap menjaga SW hingga besar kelak. "SW anaknya baik, Bu. Dijaga sampai besar nanti," ujarnya.
Terkait dengan pertemuan itu, orangtua SW, Mulud Riadi (50) dan Moedjiati (45) mengaku, merasa senang mendapat kunjungan tersebut. Mereka merasa ada perhatian untuk anak mereka, yang meski baru berusia 4 tahun tapi sudah akrab dengan rokok dan bicara kotor.

"Alhamdulillah, Mas. Ada orang yang mau perhatikan anak saya, seperti Kak Seto," kata Mulud, Senin (5/4).



Republika, 7 April 2010

BALITA PEROKOK JANGAN DIEKSPOS

JAKARTA--Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) Linda Amalia Sari Gumelar meminta kasus balita perokok asal Kota Malang, Jawa Timur tidak terlalu diekspos. "Media jangan terlalu mengekspos kasus balita perokok," kata Menteri Linda Agum Gumelar di Jakarta, Rabu.

Menteri menjelaskan, dengan diekspos secara terus menerus dikhawatirkan perilaku SW (4) yang sudah kecanduan rokok sejak usia 1,5 tahun bisa ditiru oleh anak-anak Indonesia lainnya yang melihat pemberitaan di media massa. Selain itu, menteri juga berharap dalam mengangkat kasus tersebut tidak menampilkan sosok SW sebagai tokoh jagoan, dengan menghindari tampilan gambar SW saat menghisap rokok.

Menteri juga berharap pemerintah daerah setempat bisa cepat tanggap dalam menangani kasus tersebut.
SW adalah seorang bocah asal Malang, Jawa Timur, yang berumur empat tahun, namun sudah merokok serta terbiasa bicara kasar dan kotor dalam obrolan sehari-harinya. SW merupakan putra pasangan Mulud Riadi (50) dan Moedijati (45).

Ibunda SW, Moedijati mengatakan setiap pagi setelah bangun tidur dan cuci muka Sandi langsung minta rokok.
Setelah merokok SW langsung diambil oleh `teman-temannya` yang bekerja sebagai tukang parkir atau tambal ban dan baru sore hari "dikembalikan" ke rumah.

Karena bapak-ibunya harus bekerja di lokasi yang jauh maka SW tidak ada yang mengasuh sehingga sering diajak mangkal tukang parkir di kawasan Jalan Nusakambangan (depan gedung Kesenian Gajayana) Kota Malang dan sering membeli rokok sendiri ke kios yang dekat dengan kawasan itu.




MORALITAS MENURUN
SANDY WEDHUS, BALITA PANDAI MEROKOK



DISUSUN OLEH:
DAHLIANA AGUSTINI
L2H009030

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
2010